Musirawas Beritania.com
Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Musi Bersuara (APMB) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Musi Rawas, Senin (4/8/2025). Aksi ini menuntut penuntasan sejumlah kasus dugaan korupsi yang dinilai mandek dan belum menunjukkan progres nyata.
Dalam orasinya, Neka selaku koordinator aksi menyuarakan kekecewaan atas lambannya penanganan kasus-kasus dugaan korupsi yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas. Ia menegaskan bahwa keberadaan Kejari Musi Rawas semestinya menjadi garda terdepan dalam memberantas penyelewengan uang negara.
“Tegakkan hukum tanpa pandang bulu, segera tetapkan tersangka, basmi koruptor yang merusak tatanan negara dan menyengsarakan rakyat,” teriak Neka di tengah orasi massa aksi.
APMB menyoroti beberapa kasus korupsi yang dinilai belum ditangani secara maksimal, antara lain:
Pengadaan seragam sekolah tahun anggaran 2023 dengan total anggaran mencapai Rp11,6 miliar.
Dana hibah sebesar Rp6 miliar kepada organisasi Jam’iyatul Hufadz Indonesia (JHI) yang baru terbentuk.
Dugaan mark up anggaran kegiatan di Bappeda Musi Rawas.
Sayangnya, hingga siang hari, Kepala Kejaksaan Negeri Musi Rawas tidak menemui massa. Hal ini memicu kekecewaan di kalangan pengunjuk rasa. Pihak Kejari yang menemui massa menjelaskan bahwa Kajari sedang menjalankan dinas luar di Kota Palembang. Ia juga menegaskan bahwa proses penanganan kasus tidak mungkin dihentikan setelah berjalan.
Namun, pernyataan itu dinilai belum cukup oleh massa.
“Jika tidak mampu menangkap koruptor, lebih baik mundur secara terhormat, daripada dipaksa mundur dengan tidak hormat,” tegas Neka kembali dalam orasinya.
Meskipun demikian, massa aksi tetap mengapresiasi penjelasan yang disampaikan pihak Kejari terkait progres penanganan sejumlah kasus. Mereka menegaskan, jika dalam waktu dekat tidak ada perkembangan signifikan, aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih besar akan digelar. (Rls)